Example floating
Example floating
Politik

Petani Cap Tikus Didiskriminasi, DPRD Sulut Diminta Bertindak

108
×

Petani Cap Tikus Didiskriminasi, DPRD Sulut Diminta Bertindak

Sebarkan artikel ini

 

MANADO, MSN

Seruan untuk persoalan petani cap tikus menggema di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut). Anggota dewan diminta memberi perhatian atas terjadinya diskriminasi ke para petani.

Hal itu disampaikan massa aksi Aliansi Masyarakat Adat, Sipil dan Mahasiswa (AMARA) Sulut saat membawa aspirasi ke Gedung DPRD Provinsi Sulut, Jumat (11/10/2024). Johanes Gerungan, salah satu juru bicara dari AMARA Sulut mengatakan, berkaitan dengan legalitas produk Cap Tikus yang ada di Minasa Selatan, tepatnya di Desa Malola di tahun 2022 hingga saat ini, masih dilakukan pengawalan.

“Dan ternyata beberapa bulan yang lalu, masih terjadi diskriminasi terhadap petani Cap Tikus. Jadi, kami mau menyampaikan bahwa Cap Tikus ini merupakan produk dari masyarakat Sulut. Mohon ini diperhatikan,” ungkap Johanes Gerungan kepada anggota DPRD Provinsi Sulut, Pricylia Elviera Rondo dan Feramitha Mokodompit di Ruang Serbaguna DPRD Sulut.

Menuruntya, produk lokal ini dibangga-banggakan di luar dan di jual sampai di tempat-tempat internasional. Di sana diperkenalkan bahwa Sulut punya satu produk local yakni Cap Tikus. Sayangnya di tanah sendiri tidak diakui sebagaimana mestinya. “Sekali lagi, sampai saat masih banyak petani Cap Tikus mendapatkan diskriminasi. Padahal tidak ada penelitian yang mempunyai bukti, bahwa Cap Tikus sumber dari setiap masalah,” tegasnya.

Banyak kejadian ketika seseorang membunuh, dinilai karena Cap Tikus. Padahal orang sadar saja boleh membunuh. Selalu menyebutkan bahwa Cap Tikus adalah sumber dari setiap masalah.

“Tahun 2022 sempat ada pembahasan Perda (Peraturan Daerah) berkaitan legalisasi minuman lokal Cap Tikus. Kami mendesak agar Perda ini, segera diselesaikan. Supaya kasus-kasus di daerah bisa terselesaikan,” pintanya.

Setelah mendengar aspirasi dari masyarakat, Pricylia Elviera Rondo perwakilan Fraksi PDI Perjuangan menanggapinya dengan mengatakan bahwa setiap aspirasi yang telah disampaikan sudah ditampung.

“Apalagi dari Dapil (Daerah Pemilihan) saya, berkaitan dengan Petani Cap Tikus. Jadi saya sendiri juga tergabung dalam kelompok petani dan nelayan. Jadi tahu apa yang dirasakan oleh masyarakat, jadi apa yang menjadi aspirasi akan segera ditindaklanjuti. Dengan menyerahkan kepada pimpinan, untuk dibahas ketingkat selanjutnya,” tuturnya. (aoat)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *