MANADO, MSN
Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) menggelar kegiatan peningkatan kompetensi kepala sekolah (Kepsek) jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB), In-Service Training (IST) Gelombang 1, Senin 10 febuari 2025.
Pada gelombang pertama ini, kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 10 hingga 12 Februari 2025, yang dilaksanakan di BPMP Sulut. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulut, Steve Kepel ST MSi, hadir sekaligus membuka kegiatan ini.
Di awal pembukaan kegiatan, Kepala BPMP Sulut Febry H.J. Dien, diwakili Ketua Tim Transformasi Pendidikan Stevi Mononimbar, menyampaikan sambutan selamat datang kepada seluruh peserta dan tamu undangan.
Stevi Mononimbar menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama, yaitu ‘Inservice Learning 1’, berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh 155 peserta dari gelombang pertama.
Selanjutnya, kegiatan akan dilanjutkan dengan gelombang kedua dan ketiga. Setelah itu, tahap kedua, yaitu ‘On Service Learning’, akan dilakukan dengan pendampingan oleh tim narasumber di satuan pendidikan masing-masing kepala sekolah sesuai dengan titik kumpul yang telah ditentukan.
Pada tahap ‘Inservice Learning 1’, para peserta telah menyusun rencana pengembangan sekolah yang akan disempurnakan pada tahap ‘On Service Learning’.
Rencana tersebut kemudian akan dipresentasikan pada tahap ‘Inservice Learning 2’. Diharapkan, rencana pengembangan sekolah ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan masing-masing, sekaligus berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Steve Mononimbar, mewakili Kepala BPMP Sulut, mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta, narasumber, dan tamu undangan, termasuk para analis utama dan rombongan yang hadir. Ia juga menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi peningkatan kapasitas kepala sekolah di jenjang SMA, SMK, dan SLB.
“Semoga Tuhan memberkati kita semua dalam menjalankan kegiatan ini,” tutup Steve Mononimbar dalam sambutannya.
Kegiatan ini merupakan upaya BPMP Sulut untuk terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Sulawesi Utara melalui peningkatan kompetensi para pemimpin satuan pendidikan.
Kepala Dikda Sulut, Dr Femmy Suluh, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 40 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dan Peraturan Direktorat Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Tahun 2023 tentang Model Kompetensi Kepala Sekolah. Pelatihan ini juga merupakan bagian dari program strategis Pemprov Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur, baik saat ini masih manjabat juga yang telah terpilih dan akan dilantik tidak lama lagi.
“Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kepala sekolah memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan. Selain itu, hasil dari assessment ini akan menjadi bahan untuk pemetaan dan pengembangan manajemen talenta kepala sekolah, termasuk dalam hal promosi, rotasi, dan mutasi,” jelas Dr. Femmy Suluh.
Sekprov Sulut yang membuka kegiatan ini, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi kepala sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sulut. Ia juga menyoroti pentingnya sistem meritokrasi dalam dunia pendidikan, di mana penempatan dan penghargaan diberikan berdasarkan kompetensi dan prestasi, bukan melalui pendekatan politik atau koneksi.
“Meritokrasi adalah kunci kemajuan. Kita harus memastikan bahwa setiap kepala sekolah ditempatkan sesuai dengan kompetensi dan kinerjanya. Ini adalah langkah penting untuk memajukan pendidikan di Sulut,” ujar Steve Kepel,
Steve Kepel juga menggarisbawahi pentingnya meritokrasi dalam reformasi pendidikan. Ia mencontohkan keberhasilan Singapura yang telah menerapkan sistem meritokrasi dalam tiga bidang: pemerintahan, dunia usaha, dan pendidikan. “Meritokrasi di bidang pendidikan berarti memberikan penghargaan dan apresiasi kepada guru dan siswa yang berprestasi. Ini adalah kunci untuk memajukan pendidikan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas lulusan SMK, khususnya dalam hal penempatan kerja di luar negeri, seperti Jepang. “Saya minta kepada seluruh kepala SMK untuk memastikan kurikulum dan silabus yang ada sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, khususnya di Jepang. Bahasa Jepang harus diajarkan secara intensif, bukan hanya sekali seminggu,” tegas Steve Kepel.
Steve Kepel berharap bahwa pelatihan ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Utara. Ia juga mengapresiasi program-program sebelumnya, seperti karantina siswa peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN), yang dinilai berhasil meningkatkan prestasi siswa.
“Kita harus terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan. Prestasi siswa adalah cerminan dari kinerja guru dan kepala sekolah. Mari kita bersama-sama membangun pendidikan yang lebih baik untuk masa depan Sulawesi Utara,” tutup Steve Kepel.
Kegiatan ini diikuti oleh 155 peserta yang terdiri dari kepala sekolah negeri dan swasta. Untuk kepala sekolah negeri, batas usia maksimal adalah 59 tahun, sementara kepala sekolah swasta yang bukan PNS juga diperbolehkan mengikuti pelatihan ini.
Acara pembukaan pelatihan ini dihadiri oleh berbagai pejabat dinas pendidikan, mentor, dan narasumber, serta para peserta pelatihan. Dengan dibukanya kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan mutu pendidikan di Sulut. (sd)
