Example floating
Example floating
Politik

Dorong Realisasi Program Distanak Sulut, Komisi II Siap Kawal Anggaran

69
×

Dorong Realisasi Program Distanak Sulut, Komisi II Siap Kawal Anggaran

Sebarkan artikel ini
Pembahasan Komisi 2 DPRD Sulut bersama Dinas Pertanian dan Peternakan

MANADO, MSN

Program menarik di Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) jadi bidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut. Wakil rakyat Gedung Cengkih salah satunya mendorong untuk instansi ini memaksimalkan pelatihan-pelatihan kepada petani. Nanti akan didorong dari segi penambahan anggaran.

Dalam pembahasan Komisi II DPRD Sulut, Selasa (28/5/2024), pihak Distanak Sulut mengungkap bahwa instansi ini memiliki keterbatasan anggaran untuk pengembangan kegiatan pelatihan-pelatihan. Distanak Sulut berharap, bila anggaran tersedia, mereka juga ingin melakukan pelatihan operator dan mekanik kepada Tenaga Harian Lepas (THL). Di samping itu juga mereka telah memiliki rencana kegiatan untuk memberikan pelatihan menanam kepada petani, salah satunya bagaimana cara menanam cabe. Namun ada kendala dari segi biaya untuk pelatihan.

Pada bidang peternakan, Distanak menjelaskan bagaimana kondisi laboratorium khususnya untuk rabies yang tak lagi memadai. Hal itu karena adanya keterbatasan anggaran. Padahal hampir setiap hari ada saja yang membawa sampel untuk dicek di laboratorium. Sejauh ini, mereka hanya berharap dana dari pemerintah pusat atau bantuan organisasi atau asosiasi di dalam maupun luar negeri, yang bergerak di bidang peternakan atau hewan. Dokter hewan Distanak juga sudah mengeluh karena fasilitas tidak memadai.

Julius Jems Tuuk menyampaikan, dirinya berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut tidak berhitung dengan rakyat terkait pertanian. Dirinya mengusulkan agar Distanak bisa menyusun anggaran yang diperlukan sehingga nanti bisa diberikan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Sulut. “Hitung data beberapa banyak pelatihan dan laboratorium tadi, nanti sakan diberikan ke TAPD. Kita tidak mungkin berharap ada peningkatan produktivitas kalau pemahaman petani masih kurang. Karena pertanian ini berubah terus. Petani banyak sudah tidak peduli dengan milu (jagung, red) jadi bibit milu hibrida yang mereka terima itu yang ditanam, padahal mau dapat hasil yang 5 sampai 6 ton dari bibit hibrida itu impossible (tidak mungkin, red),” ujar Tuuk.

Inggrid Sondakh menambahkan, kalau bisa Distanak menyusun anggaran yang realistis. “Walau anggaran terbatas tapi mampu digoalkan, kita akan usul di Badan Anggaran,” tuturnya. (aoat)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *