MANADO, MSN
Gerak sosialisasi terus dilakukan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Kali ini mengunjungi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Problem money politic jadi salah satu yang diangkat.
Kedatangan Bawaslu Sulut dalam rangka kegiatan ”Bawaslu Goes To Campus”. Ketika itu Anggota Bawaslu Sulut Erwin Sumampouw memberi arahan dalam kegiatan sosialisasi pengawasan Pilkada bagi mahasiswa tersebut, di Aula Fakulatas Fisip Unsrat Manado, Jumat (9/8/2024).
Program Bawaslu Goes to Campus kali ini mengambil tema diskusi soal dinamika Pilkada 2024 dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa Unsrat Manado sebagai peserta.
“Program Bawaslu ngampus ini sudah masuk tahun kedua, tahun lalu ada 38 kampus yang jadi sasaran kita (Bawaslu). Untuk tahun ini ada 50 kampus yang jadi terget,” ungkap Erwin saat itu.
Erwin menjelaskan mengapa kampus yang dipilih sosialisasi. Hal itu karena Bawaslu meyakini, kampus masih menjadi pusat diskusi intelektual. Para mahasiswa memiliki keberanian integritas dan idealisme dalam menegakan kebenaran. ”Sehingga kami (Bawaslu) merasa kampus menjadi penting dan strategis dalam rangka memberi masukan yang membangun bagi kami,” lanjut Erwin.
Erwin juga menjelaskan, tantangan yang akan dihadapi pada Pilkada 2024 ini. Menurutnya ada perbedaan perlakuan regulasi antara Undang-Undang (UU) Pemilu dan UU Pilkada. Misalnya soal politik uang (money politic). “Ada perbedaan perlakuan saat Pemilu dan Pilkada. Untuk Pilkada ini, sesuai ketentuan Undang-Undang 10 tahun 2016, baik pemberi dan penerima money politik sama-sama bisa dijerat. Pertanyaannya, siapa yang mau melaporkan?” ujarnya.
Belum lagi soal penanganan pelanggaran Pemilu yaitu perbedaan hari kerja dan hari kalender dalam penanganan dugaan pelanggaran. Oleh karena itu menurut Erwin, pihaknya perlu kolaborasi dan berkerjasama dengan kampus. ”Kami masih meyakini mahasiswa adalah agen of change mahasiswa adalah agen perubahan. Tahapan Pilkada lebih kompleks dari Pemilu. Lewat kegiatan ini kami (Bawaslu) berharap adanya masukan konstruktif,” tutupnya.
Hadir pada kesempatan itu, Ketua Asosiasi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) H. Alfitra Salamm serta Dekan Fisip Unsrat Ferry Daud Liando sebagai narasumber. Turut hadir dosen/akademisi Unsrat Manado. (aoat)