JAKARTA, MSN
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mengandalkan kebijakan berbasis data. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah melalui Rapor Pendidikan, sebuah platform yang menyajikan hasil evaluasi sistem pendidikan secara komprehensif. Platform ini memberikan gambaran kondisi pendidikan di tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan, serta terintegrasi dengan indikator kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.
Pada Forum Redaktur Pendidikan yang digelar di Plasa Insan Berprestasi, Kompleks Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (18/3), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memaparkan Rapor Pendidikan Tahun 2022-2024. Laporan ini merupakan hasil pengumpulan data pendidikan melalui berbagai mekanisme.
“Melalui Rapor Pendidikan ini, kami berharap dapat memiliki peta kondisi pendidikan, khususnya terkait mutu layanan pendidikan di berbagai bidang. Semoga ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang,” ujar Mendikdasmen.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa Rapor Pendidikan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam memenuhi SPM Pendidikan, yang merupakan bagian dari rencana strategis pengembangan pendidikan nasional.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharudin, menjelaskan bahwa Rapor Pendidikan menjadi sumber data utama dalam penjaminan mutu pendidikan. Platform ini menampilkan kondisi layanan pendidikan di tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. Pemanfaatan Rapor Pendidikan dalam penjaminan mutu terbagi menjadi dua, yaitu: 1) sistem penjaminan mutu internal melalui evaluasi dini; dan 2) sistem penjaminan mutu eksternal melalui penilaian dari berbagai pemangku kepentingan. “Tujuannya adalah meningkatkan dan meratakan mutu layanan pendidikan di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Rapor Pendidikan memuat data Asesmen Nasional (AN) dan berbagai data pendidikan lainnya. Salah satu instrumen yang digunakan adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa. Berdasarkan data AN, terjadi peningkatan proporsi siswa yang mencapai kompetensi minimum literasi dan numerasi selama periode 2022 hingga 2024.
Proporsi siswa yang mencapai kompetensi minimum literasi meningkat dari 59,49% pada tahun 2022 menjadi 68,05% pada tahun 2023, dan terus naik hingga 70,03% pada tahun 2024. Sementara itu, proporsi siswa yang mencapai kompetensi minimum numerasi juga menunjukkan peningkatan dari 45,24% pada tahun 2022 menjadi 62,45% pada tahun 2023, dan mencapai 67,94% pada tahun 2024. Meski demikian, peningkatan ini belum merata di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Perbedaan capaian antar daerah disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan akses, jumlah fasilitas, dan ketidakmerataan distribusi guru berkualitas.
Selain peningkatan hasil belajar, Rapor Pendidikan juga mencatat perbaikan dalam aspek kualitas pembelajaran, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, serta kepemimpinan instruksional kepala satuan pendidikan. Faktor-faktor ini dinilai berpotensi besar dalam mendorong peningkatan capaian belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.
Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait indikator karakter siswa, iklim keamanan sekolah, dan iklim kebinekaan. Kondisi ini menunjukkan pentingnya langkah konkret untuk memperkuat pendidikan karakter serta menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi semua siswa.
“Oleh karena itu, Kemendikdasmen mendorong pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Rapor Pendidikan sebagai upaya bersama meningkatkan mutu layanan pendidikan di seluruh Indonesia. Seluruh komponen masyarakat diharapkan dapat bergotong-royong dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan demi terwujudnya Pendidikan Berkualitas untuk Semua,” tutup Toni Toharudin. (sonny dinar)