MANADO, MSN
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Ir. Stefanus BAN Liow MAP, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Manado pada Kamis (20/3/2025). Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala KSOP Manado, Amrul Adriansyah, beserta jajarannya.
Stefanus BAN Liow menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memantau pelayanan kapal penyeberangan menuju Ternate, Sanger, dan tujuan lainnya dari Pelabuhan Manado. Selain itu, kunjungan ini juga merupakan bagian dari tugas konstitusionalnya sebagai anggota DPD RI selama masa reses yang berlangsung dari 15 Maret hingga 13 April 2025.
“Dalam masa reses ini, saya memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang terkait penerbangan, pelayaran, serta pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Sebagai Ketua Badan Urusan Legislasi Daerah DPD RI, saya juga diberikan mandat untuk memantau dan mengevaluasi Peraturan Daerah (Perda) terkait pengelolaan sampah di seluruh Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara,” ujar Stefanus.
Ia menambahkan bahwa kunjungan ini juga bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat dan daerah, serta mempercepat pembangunan dan peningkatan ekonomi. “Sebagai wakil daerah, saya menyampaikan aspirasi masyarakat dan kepentingan daerah kepada pemerintah pusat,” jelasnya.
Stefanus yang duduk di Komite II DPD RI, yang membidangi pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi, juga menyebutkan bahwa komite tersebut bermitra dengan sembilan kementerian, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pertanian.
Sementara itu, Kepala KSOP Manado, Amrul Adriansyah, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan berkala terhadap kapal-kapal yang beroperasi di Pelabuhan Manado. Pengecekan ini tidak hanya dilakukan pada momen tertentu seperti menjelang Lebaran atau Natal, tetapi secara periodik untuk memastikan keselamatan dan kelayakan kapal.
“Kami melakukan pengecekan terhadap peralatan kapal, termasuk alat keselamatan dan perlengkapan navigasi, yang memiliki masa berlaku tertentu, seperti 3 bulan atau 6 bulan. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, operator pelabuhan, dan pihak terkait lainnya, untuk memastikan kesiapan dan mitigasi jika terjadi keadaan darurat,” jelas Amrul.
Amrul juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan latihan kesiapsiagaan, seperti simulasi penanganan orang jatuh ke laut (Man Overboard) dan kebakaran di kapal. “Latihan ini penting untuk memastikan semua pihak tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat,” ujarnya.
Amrul menambahkan bahwa pelayanan kapal penyeberangan ke Ternate tetap berjalan normal, meskipun mayoritas penumpang beragama Kristen. “Untuk rute ke Ternate, kami tidak melihat peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang, kecuali pada momen tertentu seperti Natal. Namun, kami tetap memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya selalu memantau kondisi cuaca melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum mengizinkan kapal berlayar. “Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, kami tidak segan untuk menunda keberangkatan kapal demi keselamatan penumpang,” tegas Amrul.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan pelayanan kapal penyeberangan di Pelabuhan Manado dapat terus ditingkatkan untuk mendukung percepatan pembangunan dan peningkatan ekonomi di Sulawesi Utara. (sonny dinar)