MANADO, MSN
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) berkomitmen mempercepat peremajaan perkebunan kelapa dalam guna meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan data sementara 2024, total luas areal kelapa dalam mencapai 262.867,91 hektar (ha), terdiri dari:
– Tanaman Belum Menghasilkan (TBM): 28.639,86 ha
– Tanaman Menghasilkan (TM): 212.886,22 ha
– Tanaman Tua/Rusak (TTM/TR): 21.341,83 ha
Produksi kelapa dalam tahun 2024 tercatat 267.143,29 ton dengan produktivitas 1.254,86 kg/ha, melibatkan 196.908 petani. Sementara itu, data definitif 2023 menunjukkan luas areal sedikit lebih rendah, yakni 262.718,55 ha, dengan rincian:
– TBM: 28.701,15 ha
– TM: 211.914,57 ha
– TTM/TR: 21.923,73 ha
Produksi tahun lalu mencapai 272.373,93 ton, namun dengan produktivitas yang lebih tinggi, yaitu 1.768,26 kg/ha, dan jumlah petani 199.684 orang.
Kepala Dinas Perkebunan Daerah (Disbunda) Sulut, Ir. Ronald TH Sorongan, MSi, melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ir. Hilbert Takaendengan, mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi tantangan utama. Saat ini, kemampuan peremajaan hanya 500 ha per tahun, dengan kontribusi APBD 180 ha dan APBN 300 ha.
“Kami mendorong keterlibatan dunia usaha melalui CSR (Corporate Social Responsibility) untuk memperluas pembibitan kelapa,” jelas Hilbert, Senin (28/7/2025).
Beberapa perusahaan pengelola kelapa telah berkomitmen membantu pembentukan kebun bibit di sejumlah kabupaten/kota.
Hilbert menambahkan, dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan asosiasi petani, target peremajaan 23.000 ha dalam 5 tahun dapat tercapai. “Jika dibagi, diperlukan peremajaan sekitar 4.600–5.000 ha per tahun. Dengan dukungan CSR, APBN, dan APBD, target ini realistis asal semua pemangku kepentingan bersinergi,” tegasnya.
Langkah ini diharapkan dapat memacu produktivitas kelapa Sulut sekaligus memperkuat ekonomi petani dalam jangka panjang. (sonny dinar)