MANADO, MSN
Global Health Strategies (GHS), sebagai mitra Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) (melalui Direktorat Imunisasi dan Direktorat Promosi Kesehatan) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Promosi Imunisasi Berbasis Media Sosial. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 19-20 Juni 2025, di Swiss-Belhotel Maleosan Manado.
Kepala Dinkes Sulut, dr. Rima F. Lolong, M.Kes., dalam sambutannya menyoroti tantangan serius dalam pencapaian imunisasi akibat maraknya hoaks dan misinformasi di media sosial. “Informasi tidak akurat memengaruhi persepsi masyarakat, menimbulkan keraguan, bahkan penolakan terhadap imunisasi,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat dalam membangun narasi efektif serta memproduksi konten digital yang edukatif dan kredibel. “Di era digital, masyarakat lebih banyak mengakses informasi melalui media sosial. Karena itu, kita perlu mengoptimalkan platform ini untuk menyebarkan pesan kesehatan yang benar,” tambahnya.
Ganendra Awang Kristandya, Senior Director GHS untuk Indonesia dan ASEAN, menjelaskan bahwa Sulut dipilih sebagai pilot project karena komitmennya dalam inovasi promosi kesehatan. “Kami telah membuat 150 konten digital yang menjangkau lebih dari satu juta orang. Selain itu, grup WhatsApp ‘Ibu Pandai’ dibentuk untuk memudahkan edukasi jadwal dan manfaat imunisasi,” paparnya.
“Pelatihan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Kesehatan, Puskesmas, organisasi masyarakat, dan tokoh lintas sektor seperti PKK, Bhayangkari, dan Persit. Tujuannya adalah membentuk duta komunikasi imunisasi yang mampu melawan disinformasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat,” sambungnya lagi.

Dr. dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Senior Advisor GHS, menegaskan pentingnya pemantauan efektivitas kampanye digital. “Kami menyiapkan instrumen untuk menilai perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat setelah terpapar konten imunisasi,” ujarnya.
Dengan semangat kolaborasi, pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan cakupan imunisasi melalui strategi komunikasi yang adaptif di era digital. “Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem digital kesehatan di Sulut, sekaligus mendukung target nasional eliminasi penyakit seperti campak dan rubella pada 2030,” tutupnya. (sonny dinar)











