MANADO, MSN
Program inkubator bisnis Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mencatat peningkatan jumlah peserta yang dibina. Pada tahun 2025 ini, sebanyak 40 tenant (wirausaha) mengikuti program, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya diikuti oleh 26 tenant.
Meski jumlah tenant bertambah, besaran pendanaan awal untuk setiap tenant mengalami penyesuaian. DR. Olivia S. Nelwan, S.E., M.Si., Kepala Unit Penunjang Akademik (UPA) Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Unsrat, menjelaskan bahwa sebelumnya pendanaan per tenant adalah Rp5 juta. “Tahun ini, dengan peserta 40 tenant, pendanaannya turun menjadi Rp3,2 juta per tenant,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).
Namun, penambahan kuota ini justru memicu motivasi mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa semester 5 ke atas yang sudah terkontrak dalam program kewirausahaan, mahasiswa semester 7 dan 8 juga semakin terdorong untuk berwirausaha. Menanggapi antusiasme ini, Unsrat berencana memberikan sertifikat kepada para peserta yang berhasil menyelesaikan program di inkubator bisnis pada tahun depan.
“Intinya, ini adalah inkubator bisnis. Kami, para dosen, membimbing mereka yang masih seperti ‘bayi’ dalam berbisnis agar memahami seluk-beluk usaha,” jelas Olivia.
Hasil dari pembinaan ini terbukti nyata. Banyak alumni inkubator bisnis Unsrat yang sukses membuka usaha di beberapa lokasi, seperti Sanbei (Megamas), God Bles Park, dan bahkan ada yang usahanya masih viral di Minahasa. Nama-nama dari inkubator Unsrat pun semakin dikenal masyarakat.
Selain mendapatkan bimbingan dan pendanaan, para peserta juga mendapat kemudahan akses fasilitas, seperti penggunaan bot. “Kalau mau beli bot sendiri harganya di atas Rp2 juta, dan Unsrat menyediakannya,” tambahnya.
Melalui program ini, Unsrat berupaya mengakomodir kebutuhan pasar para calon wirausaha muda yang mungkin belum terjangkau oleh program pemerintah untuk UMKM. Pada akhirnya, langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa. (sonny dinar)