MANADO, MSN
Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, melakukan kunjungan kerja ke Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (23/10/2025). Rombongan diplomat Australia ini turut didampingi oleh Konsul Jenderal Australia untuk Indonesia Timur, Todd Dias.
Dalam kunjungannya, Brazier diterima langsung oleh pimpinan Unsrat, yakni Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Arthur Pinaria, M.P. dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Penganggaran dan Kerja Sama Dr. Ir. Steenie Wallah, M.Sc.
Rod Brazier mengungkapkan apresiasinya atas sambutan hangat dan kualitas pertanyaan yang diajukan mahasiswa, yang banyak membahas peluang beasiswa dan kerja sama antar universitas.
“Besok saya akan melanjutkan kunjungan ke Tomohon untuk bertemu dengan walikota dan melihat proyek jamur yang didukung oleh pemerintah Australia,” tambah Brazier.
Menanggapi pertanyaan mengenai mekanisme pendaftaran, Brazier menegaskan bahwa informasi lengkap mengenai beasiswa dapat diakses melalui website Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Untuk kerja sama pendidikan tinggi, ia menyebutkan program PAIR (Partnership Australia Indonesia for Research) yang memfasilitasi proyek penelitian bersama, termasuk di Unsrat. Detail program ini juga tersedia di situs resmi pemerintah Australia.
Dia menilai kerja sama dengan Indonesia, termasuk di Unsrat, sebagai contoh yang sangat bagus. diungkapkan kebanggaannya atas lebih dari 200 alumni Australia di Sulawesi Utara, yang banyak di antaranya adalah penerima beasiswa dan telah kembali untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.
Di luar pendidikan, Duta Besar juga menyoroti potensi peningkatan hubungan ekonomi. Volume perdagangan bilateral telah meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, menjadikan Indonesia mitra dagang yang penting.
Meski demikian, ia menyatakan perlunya peningkatan investasi Australia di Indonesia, dengan harapan Sulawesi Utara dapat menjadi salah satu destinasi. Di sektor pariwisata, Brazier berharap lebih banyak wisatawan Australia yang berkunjung ke Manado, yang terkenal dengan Bunaken dan kulinernya.
“Konektivitas penerbangan yang lebih baik adalah kunci untuk menarik lebih banyak turis. Jika hanya 1-2% dari wisatawan Australia ke Bali yang datang ke sini, itu sudah sangat berarti,” pungkasnya. (sonny dinar)
